Selasa, Januari 22, 2013

Kuliah jadi lebih mudah karena Bank Mandiri

Awalnya sempat ragu untuk melanjutkan pendidikan dan hidup di Jakarta, soalnya kota besar yang kata orang-orang "Ibu Kota lebih kejam dari pada Ibu Tiri" itu membuat saya cukup menyiksa batin untuk memutuskan dan memilih sebuah pilihan hidup.  Tapi ketika tekad dihati sudah bulat dan harus keluar dari kota kelahiran, saya terus menatap kedepan, menatap cita-cita yang harus saya wujudkan. Diwujudkan demi mereka, Ibu, Ayah dan keluarga. Di kota kelahiran saya, biasanya yang mengurus urusan biaya pendidikan itu pasti Ayah atau Ibu, kadang kalau disuruh untuk mengurus sendiri saya suka menolak, karena malas dan ribet untuk urusan seperti itu. Tapi sejak kuliah, itu semua berubah karena adanya Bank Mandiri. Dengan mudahnya rasa ragu untuk tinggal di Ibu Kota hilang seketika, dengan kemudahan yang diberikan Bank Mandiri kepada saya, saya jadi tidak malas untuk mengurus sendiri kepentingan biaya pribadi saya termasuk kepentingan biaya pendidikan saya yang memang harus saya urus sendiri tanpa bantuan Ayah dan Ibu mulai dari sekarang.
Awalnya membuka Mandiri tabungan itu saat saya berada dikelas 2 SMA, saat itu saya sedang mengikuti study tour yang diadakan oleh pihak sekolah, karena takut membawa uang banyak, saya pergi ke Bank Mandiri bersama Ayah, Ayah menyarankan untuk menggunakan tabungan Mandiri karena Bank Mandiri mempunyai banyak ATM Center diseluruh Indonesia dan mempermudah saya untuk menemukannya. Setelah sampai di cabang Bank Mandiri kota saya atau Mandiri KCP Lahat, saya bersama ayah saya langsung disambut senyuman oleh para karyawan yang bekerja di Bank Mandiri, saya mulai dilayani dengan keramahan para karyawan yang bekerja disana. Ketika selesai mengisi semua data untuk membuat tabungan Mandiri, saya mengira akan memakan waktu yang cukup lama untuk mendapatkan kartu debit Mandiri, namun ternyata pada hari itu juga saya resmi menjadi nasabah Bank Mandiri dan menggunakan Bank Mandiri untuk kehidupan saya. Setelah saya browsing tentang Bank Mandiri di Internet, saya menemukan bahwa ada produk dan layanan yang diberikan Bank Mandiri kepada para nasabah nya, diantaranya adalah Mandiri KTA (Kredit Tanpa Agunan)Mandiri KPR (Kredit Pemilik Rumah)Mandiri Tabungan Rencana, dan Mandiri Kartu Kredit.
Dan sekarang, sejak menggunakan Bank Mandiri saya dengan mudahnya membayar biaya pendidikan kuliah saya, karena Institut tempat saya mengenyam pendidikan kuliah bekerja sama dengan Bank Mandiri dalam urusan pembayaran uang kuliah, dan sejak saat ini saya menjadi lebih mudah dalam segala hal. Tidak hanya dalam pendidikan, saya juga bisa membeli secara online sebuah barang yang saya inginkan, kemudian dengan mudahnya mendapatkan uang dari Ayah dan Ibu yang cukup jauh dari saya, memesan tiket pesawat ketika pulang ke kota kelahiran saya, serta dapat dengan mudahnya melakukan transaksi pembayaran dengan semua orang. Saya juga tidak harus datang ke ATM center untuk mengecek jumlah saldo uang saya, saya juga bisa memanfaatkan smartphone saya dalam layanan Mobile Banking yang ada pada Bank Mandiri, serta bisa mentransfer uang melalui mobile banking yang ada di smartphone saya, dan ini sangat memberikan kepuasan tersendiri  bagi saya, serta tidak menyita banyak waktu saya. Sangat layak jika kita menggunakan Bank Mandiri dikehidupan kita karena "Apapun Keinginan Anda, Bank Mandiri Saja". 

Ini adalah gambaran secara visual tentang Bank Mandiri:

Silakan mengunjungi www.bankmandiri.co.id agar mendapatkan informasi yang lebih akurat tentang Bank Mandiri, dan Terimakasih telah membaca. "Apapun Keinginan Anda, Bank Mandiri Saja". 

Sabtu, Juni 23, 2012

It's my day, this my beauty scene

"god, today (19th june, 2012) I wish my beautiful scene with him can stopped for a minutes"

Harapan yang saya inginkan untuk saat itu, moment yang mungkin tak akan terulang untuk kedua kalinya, tapi saya masih mengharapkan itu untuk kembali. Kembali terjadi dalam hidup saya dan menemukan adengan yang indah itu lagi. Adegan yang selalu saya harapkan untuk bisa terus terjadi berulang kali dan harapan yang selalu membuat saya menghayal sesuatu yang mungkin tak akan pernah terjadi.

3 hari sebelum adegan indah itu terjadi (16th june, 2012) satu senior saya menghubungi saya untuk meminta bantuan dalam membantu tugas akhir dia di bagian produksi karena kekurangan kru,  dan saya dengan senangnya langsung mengiyakan untuk membantunya, setelah di briefing akan tugas yang saya dan teman saya lakukan nanti ketika shooting saya selalu berdoa dalam hati bahwa my blablabla akan datang.  Walaupun saya tau shootingnya di depok dan sebelum shooting itu saya juga ada shootingan lain. Namun, rasa percaya akan kehadiran dia yang membuat saya terus bertahan untuk tetap bisa pergi ke depok.
Senin (18th june, 2012) ketika shooting iklan, paginya saya masih tetap berdoa untuk keesokan harinya, namun teman saya yakin bahwa my blablabla tidak akan datang karena masih ada project shootingan lain. Sempat berfikir bahwa dia memang benar-benar tak akan datang, dan puncaknya ketika malam menjelang, saya terus berfikir bahwa dia benar-benar tidak akan datang. Malam itu, dengan keadaan yang super duper capek (capek badan dan capek batin) saya dan teman saya pun akhirnya ketinggalan kereta yang sudah menjadi planning kita untuk pergi ke depok dan akhirnya mengharuskan kita untuk berangkat ke depok juga malem itu dengan menggunakan taksi. Sesampai di depok, dengan mengeluarkan uang yang cukup bisa membuat perut kenyang selama 3 hari, kita akhirnya bisa tidur jam 1 pagi di rumah salah satu teman kampus saya yang juga ikut membantu dan kita bertiga juga harus bangun jam 4 pagi. Yaah, disana kita harus professional untuk urasan janji. 
Hari H menjelang (19th june, 2012), jam 4 pagi kita bertiga bangun dengan keadaan yang super duper capek. Setelah semua sudah rapi kita langsung berangkat ke lokasi, sebuah perumahan elit  yang  akan menjadi tempat moment indah saya dan abang, yaaaah tempat dimana saya ingin memperpelan waktu yang ada disana bahkan menghentikannya. Jam 6 am, saya dan kedua teman saya langsung mengerjakan tugas kita sebagai anak produksi, menawarkan makan minum, membuatkan minum, nyapu, nyuci - dan bisa dikatakan kita sebagai PU. Walaupun tugasnya seperti itu, saya tidak pernah keberatan karena kehadiran seorang yang membuat saya betah, betah, betah dan tidak ingin pulang dari sana. Pagi itu sekitar jam 7 pagi, ketika saya keluar dari dapur dan ketika saya menoleh ke arah luar Jeng Jeng Jeng, sebuah doa sebuah harapan yang saya lakukan sebelum hari H pun terjadi, sesosok kaum adam yang paling sempurna muncul di mata saya dan itu membuat saya benar-benar semangat untuk melakukan tugas apapun dan semua harapan yang saya curahkan semua dijawab oleh-Nya pada hari itu, hari itu dapat dibilang kado Tuhan untuk saya. Setelah mewarkan makanan ke beberapa kru yang sudah datang, pertama kali dalam hidup saya abang bicara dan menyuruh untuk membuatkan kopi, yaah selayaknya tugas saya harus membuatkan permintaannya (the first flower in my heart) dengan hati yang senang dan ikhlas saya membuatkan dia kopi yang tak tau rasanya benar ato engga (HAHAHA). Setelah satu jam memandangi kaum adam itu, shooting pun akhirnya dimulai namun bukan di rumah itu melainkan di lokasi yang lain, dan saya pun harus merelakannya untuk pergi dari mata saya. Satu jam dua jam tiga jam dan seterusnya sampai sembilan jam kemudian, saya akhirnya bisa melihat dia kembali di mata saya. Dan mata ini tak akan pernah mengungkiri untuk moment yang indah itu, mata ini selalu mengikuti semua gerak-gerik yang dia lakukan disana. (the second flower in my heart) malem itu (8.00 pm) saya yang sedang mengurusi makan malem untuk para kru-kru, dan taraaaaaaaaaaaaaaaa akhirnya my blablabla menghampiri untuk meminta makan malamnya, spontan jantung hati mata dan menjadi crazy, yaaaah semuanya mulai melupakan fungsinya masing-masing, dan dengan spontan juga obrolan disana tercipta dan itu adalah moment terindah dalam hidup saya, obrolan pertama yang saya lalukan bersama dia dan disana juga saya langsung mengharapkan untuk malaikat waktu berpihak pada saya agar waktu yang di berikan terhenti sejenak agar saya dapat menikmati sosok kaum adam yang ada di hadapan saya. Sungguh, itu adalah moment terindah sampai saat ini, terimakasih Tuhan, terimakasih. (the third flower in my heart) ketika abang selesai makan, dia langsung memesan kopi yang sesuai takarannya kepada saya, yaaah itu adalah moment yang indah juga buat saya. Setelah kopi selesai, saya langsung menghampiri dia dan memberikannya kepada abang, ketika dia merasakan, mencium dan meminum kopi itu rasanya saya juga ingin waktu itu dihentikan, melihat matanya terpejam saat mencium bau kopi itu adalah moment yang baik, dan saya ingin itu terhenti. Terimakasih Tuhan, terimakasih, dan saya ingin itu terjadi lagi suatu hari nanti bahkan saya ingin itu ada di setiap hari saya, selalu membuatkan kopi untuk dia, saya menginginkan itu Tuhan, saya mohon. (the fourth flower in my heart + the last flower in my heart) yaaah, tak dapat di pungkiri waktu yang berjalan cepat dan tak bisa di ulang (andai ada alat pengembali waktu) terakhir kalinya saya membuatkan dia minuman dimoment itu, kali ini bukan kopi pait lagi tapi teh tawar, entah kenapa dengan kopi saya (ngga enak atau enak) abang ngga pernah berkomentar, yeah saya harus bisa menahan semua rasa penasaran ini sampai akhirnya saya bertemu dia lagi di suatu produksi film. Sebelum pulang kerumah teman saya, kita sempat ngobrol walaupun adanya orang lain disana, tapi dia sempat memberi sebuah ucapan penyemangat buat saya, yaaah saya harus melakukan itu HARUS! Bantu saya Tuhan, please. Rasanya berat untuk melangkahkan kaki saya pergi dari rumah itu, tapi saya harus karena besok ada uas yang menanti dikampus, yaaah saya harus merelakan mata saya untuk tidak bisa melihat sosok dia lagi bahkan sulit untuk bisa melihatnya lagi, fine itu adalah moment yang paling saya benci, paling saya benci!
Dan setelah moment-moment indah itu, saya selalu berharap bahwa saya akan bertemu dia kembali, bertemu setiap hari, melihat senyum dia kembali, melihat wajah dia kembali, membuatkan kopi kembali dan bisa menciptakan adegan indah itu kembali bahkan setiap hari. Yaaah saya ingin sekali merasakan itu, sangat sangat ingin!

Dear my abang
   "I love you dear, I wish I can be a special people in your life, I always want you loved me like me loved you although this only dream for me, please grant me this dream"

and for you my ALLAH SWT

"I always hoping to you GOD, so this dream comes true, and I can always beside him, forever. Please, I wish it, please god"

Sabtu, November 12, 2011

HATE THIS CONDITION

Nite FCV, selamat malam dear, selamat malam . . . . . . . .
Kurang lebih tiga bulan aku tak menampakan diri pada kalian, tiga bulan juga aku tak melihat kalian, mencium kalian, bermain bersama kalian, duduk bersama kalian, jalan bersama kalian dan bercanda gurau bersama kalian seperti yang kita lalui tiga bulan lebih yang lalu saat semua masih bersama. 
Disini aku merasa kehilangan, merasa kehilangan aktivitas rutin yang ku lakukan bersama kalian dulu, dan disini masih sangat terasa asing teman, sangat asing bagiku. Ketika pagi datang, suasana yang begitu berbeda kutemui disini. Bisa dibilang aku cukup menderita disini, aku cukup merasakan hal yang ingin ku hentikan secepatnya meski itu mustahil, dan aku ingin ini semua berakhir, selamanya bahkan secepatnya teman. 
Kalian tau teman, ketika rasa didalam dada ini memuncak dan tak dapat ku pendam sendirian, meski aku bisa tapi ini sangat sakit, aku ingin melumpahkan dan membaginya kepada kalian, tapi ini mustahil teman, mungkin kalian tak akan paham tentang kondisi ini, suatu pelajaran hebat menurutku pribadi. Suatu pelajaran yang memberikanku arti untuk tidak selalu berharap pasti, suatu pelajaran yang membina dada ku untuk menahan rasa ini. Ini melebihi perasaan apapun, perasaan yang kubuat sendiri dan kumanjakan sendiri, perasaan yang akan terus menerus mengusik hari-hariku dan perasaan yang tak dapat kubuang meski aku sudah cukup berusaha. 
Ketika mendengar dan melihat kalian sedang bersama, satu yang selalu ada dipikiranku teman, kenapa aku memilih jalan ini kemarin ? Kenapa aku tak menunggu untuk ini ? Dan itu yang selalu menjadi pikiranku. Aku juga sering iri ketika kalian mengekspos kebersamaan kalian ketika sedang bersama, mungkin kalian tak pernah tau bahkan tak ingin tau keadaanku. Aku sungguh sungguh iri teman. Aku selalu tak menghiraukan kalian ketika kalian sedang bersama seperti kemarin, karena mungkin sifat burukku kemarin belum sepenuhnya hilang, sifat buruk yang kalian pasti tau, sifat buruk yang pernah mencoba untuk membubarkan persahabatan ini. 
Disini tak ada satupun yang bisa kupercaya untuk mengeluarkan satu persatu rahasiaku, tak ada satupun yang bisa menenangkan pikiranku seperti kalian, dan tak ada satupun yang bisa mendengarkan unek-unekku. Aku mencoba untuk bertahan teman, mencoba sekuat apapun, mencoba tegar seperti apa yang ayahku bilang, tapi itu begitu lelah, begitu sakit untuk kusimpan sendiri, dan membuat dada ini seperti terhempas dari ketinggian yang paling tinggi. Sebuah rasa yang kalian sendiri tak akan pernah tau bagaimanapun bentuknya, sebuah hal yang paling ku benci seumur hidup teman. 
Disini kemandirianku teruji, semua ku kerjakan sendiri, semua kulalui sendiri tanpa seorangpun, meski ada beberapa orang yang dapat membuatku tersenyum bahkan tertawa terbahak-bahak tapi itu belum dapat mengurangi beban yang kupendam selama disini, karena rasa ini belum keluar seutuhnya teman. 
Aku selalu merindukan hari-hari kemarin, hari dimana aku selalu membuat janji untuk bertemu kalian, hari dimana kita selalu bersama dalam sehari dan hari dimana kita berenam mengeluarkan air mata itu. Air mata pertama ku untuk sebuah persahabatan. Aku juga tak akan melupakan janji itu, janji kelingking yang kita buat bersama, janji kelingkin yang pasti akan mempersatukan kita 5 tahun lagi. 

Teman, disini aku sungguh-sungguh merindukan keadaan kemarin, keadaan kita bersama, sungguh aku ingin kita tetap menjadi teman, bahkan keluarga. Aku rindu hari kemarin teman.

Rabu, Oktober 12, 2011

KETIDAKADILAN MENURUTKU

Malam ini seharusnya aku harus bahagia, seharusnya aku harus merasakan kenikmatan, tapi malam ini aku seperti terhempas dari ketinggian yang sangat tinggi. Sebuah perasaan yang dulu tak pernah aku rasakan tapi akhirnya sekarang saat ini aku merasakannya. Sebuah ketidak adilan menurutku, sebuah kebencian yang akan tersimpan selamanya, sebuah rasa yang akan membuat air mata ini akan terus mengalir. Tuhan, inikah takdirku, sebuah takdir yang selalu befikir untuk seperti ini, sebuah takdir yang masih akan dikekang, sebuah takdir yang masih akan memikirkan beberapa masalah. Begitu susahkan hidup ini, begitu sulitkah, begitu sedihkan untuk ku lewati sendiri Tuhan. Kenapa keadaan ini harus datang pada aku, kenapa keadaan seperti ini tidak menghampiri mereka yang berada diatasku, kenapa harus aku Tuhan. Kenapa aku tidak bisa merasakan hal yang sama seperti mereka kemarin, kenapa disaat keadaanku hal ini harus terjadi. Aku tak pernah mengecewakan mereka seperti orang-orang yang berada diatasku. Aku tak pernah meminta lebih untuk seorang anak sepertiku, aku tak pernah mengeluarkan banyak seperti mereka dulu Tuhan, dan kenapa ini harus terjadi pada keadaanku. Apakah ini akan berhenti Tuhan, apakah ini akan berubah, apakah ini akan menjadi indah kelak nantinya ? Atau keadaan ini akan tetap bertahan untuk jangka waktu yang cukup lama ?

Kamis, September 29, 2011

AKU MENANGIS UNTUK ADIKKU 6 KALI

Oke, dari pada gue bengong dan buka-buka yang ngga jelas mending gue share cerita ini ke kalian semua, ceritanya mengharukan, menyedihkan dan membanggakan, buat gue tapi, hahahahha. Gue juga dapet ni cerita dari blog temen kakak gue, yang istilah jaman sekarang copy paste gitu. Katanya si ini kisah nyata, tapi ngga tau bener engga. Yaudah daripada nanti kebanyakan pembukaanya mending kalian baca sendiri dan silakan diperkirakan kisah nyata atau bukan. Selamat membaca dear .........



Aku masih selalu membenci diriku karena tidak memiliki cukup keberanian untuk maju mengaku. Bertahun-tahun telah lewat, tapi insiden tersebut masih kelihatan seperti baru kemarin. Aku tidak pernah akan lupa tampang adikku ketika ia melindungiku. Waktu itu, adikku berusia 8 tahun. Aku berusia 11.
----------------

" Aku dilahirkan di sebuah dusun pegunungan yang sangat terpencil. Hari demi hari, orang tuaku membajak tanah kering kuning, dan punggung mereka menghadap ke langit. Aku mempunyai seorang adik, tiga tahun lebih muda dariku.

Suatu ketika, untuk membeli sebuah sapu tangan yang mana semua gadis di sekelilingku kelihatannya membawany. Aku mencuri lima puluh sen dari laci ayahku. Ayah segera menyadarinya. Beliau membuat adikku dan aku berlutut di depan tembok, dengan sebuah tongkat bambu di tangannya. "Siapa yang mencuri uang itu?" Beliau bertanya. Aku terpaku, terlalu takut untuk berbicara. Ayah tidak mendengar siapa pun mengaku, jadi Beliau mengatakan, "Baiklah, kalau begitu, kalian berdua layak dipukul!" Dia mengangkat tongkat bambu itu tingi-tinggi. Tiba-tiba, adikku mencengkeram tangannya dan berkata, "Ayah, aku yang melakukannya!"

Tongkat panjang itu menghantam punggung adikku bertubi-tubi. Ayah begitu marahnya sehingga ia terus menerus mencambukinya sampai Beliau kehabisan nafas. Sesudahnya, Beliau duduk di atas ranjang batu bata kami dan memarahi, "Kamu sudah belajar mencuri dari rumah sekarang, hal memalukan apa lagi yang akan kamu lakukan di masa mendatang? ... Kamu layak dipukul sampai mati! Kamu pencuri tidak tahu malu!"

Malam itu, ibu dan aku memeluk adikku dalam pelukan kami. Tubuhnya penuh dengan luka, tetapi ia tidak menitikkan air mata setetes pun. Di pertengahan malam itu, saya tiba-tiba mulai menangis meraung-raung. Adikku menutup mulutku dengan tangan kecilnya dan berkata, "Kak, jangan menangis lagi sekarang. Semuanya sudah terjadi."

Aku masih selalu membenci diriku karena tidak memiliki cukup keberanian untuk maju mengaku. Bertahun-tahun telah lewat, tapi insiden tersebut masih kelihatan seperti baru kemarin. Aku tidak pernah akan lupa tampang adikku ketika ia melindungiku. Waktu itu, adikku berusia 8 tahun. Aku berusia 11.

Ketika adikku berada pada tahun terakhirnya di SMP, ia lulus untuk masuk ke SMA di pusat kabupaten. Pada saat yang sama, saya diterima untuk masuk ke sebuah universitas propinsi. Malam itu, ayah berjongkok di halaman, menghisap rokok tembakaunya, bungkus demi bungkus. Saya mendengarnya memberengut, "Kedua anak kita memberikan hasil yang begitu baik...hasil yang begitu baik..." Ibu mengusap air matanya yang mengalir dan menghela nafas, "Apa gunanya? Bagaimana mungkin kita bisa membiayai keduanya sekaligus?"

Saat itu juga, adikku berjalan keluar ke hadapan ayah dan berkata, "Ayah, saya tidak mau melanjutkan sekolah lagi, telah cukup membaca banyak buku." Ayah mengayunkan tangannya dan memukul adikku pada wajahnya. "Mengapa kau mempunyai jiwa yang begitu keparat lemahnya? Bahkan jika berarti saya mesti mengemis di jalanan saya akan menyekolahkan kamu berdua sampai selesai!"

Dan begitu kemudian ia mengetuk setiap rumah di dusun itu untuk meminjam uang. Aku menjulurkan tanganku selembut yang aku bisa ke muka adikku yang membengkak, dan berkata, "Seorang anak laki-laki harus meneruskan sekolahnya; kalau tidak ia tidak akan pernah meninggalkan jurang kemiskinan ini." Aku, sebaliknya, telah memutuskan untuk tidak lagi meneruskan ke universitas.

Siapa sangka keesokan harinya, sebelum subuh datang, adikku meninggalkan rumah dengan beberapa helai pakaian lusuh dan sedikit kacang yang sudah mengering. Dia menyelinap ke samping ranjangku dan meninggalkan secarik kertas di atas bantalku: "Kak, masuk ke universitas tidaklah mudah. Saya akan pergi mencari kerja dan mengirimu uang."

Aku memegang kertas tersebut di atas tempat tidurku, dan menangis dengan air mata bercucuran sampai suaraku hilang. Tahun itu, adikku berusia 17 tahun. Aku 20.

Dengan uang yang ayahku pinjam dari seluruh dusun, dan uang yang adikku hasilkan dari mengangkut semen pada punggungnya di lokasi konstruksi, aku akhirnya sampai ke tahun ketiga (di universitas). Suatu hari, aku sedang belajar di kamarku, ketika teman sekamarku masuk dan memberitahukan, " Ada seorang penduduk dusun menunggumu di luar sana !"

Mengapa ada seorang penduduk dusun mencariku? Aku berjalan keluar, dan melihat adikku dari jauh, seluruh badannya kotor tertutup debu semen dan pasir. Aku menanyakannya, "Mengapa kamu tidak bilang pada teman sekamarku kamu adalah adikku?" Dia menjawab, tersenyum, "Lihat bagaimana penampilanku. Apa yang akan mereka pikir jika mereka tahu saya adalah adikmu? Apa mereka tidak akan menertawakanmu?"

Aku merasa terenyuh, dan air mata memenuhi mataku. Aku menyapu debu-debu dari adikku semuanya, dan tersekat-sekat dalam kata-kataku, "Aku tidak perduli omongan siapa pun! Kamu adalah adikku apa pun juga! Kamu adalah adikku bagaimana pun penampilanmu..."

Dari sakunya, ia mengeluarkan sebuah jepit rambut berbentuk kupu-kupu. Ia memakaikannya kepadaku, dan terus menjelaskan, "Saya melihat semua gadis kota memakainya. Jadi saya pikir kamu juga harus memiliki satu." Aku tidak dapat menahan diri lebih lama lagi. Aku menarik adikku ke dalam pelukanku dan menangis dan menangis. Tahun itu, ia berusia 20. Aku 23.

Kali pertama aku membawa temanku ke rumah, kaca jendela yang pecah telah diganti, dan kelihatan bersih di mana-mana. Setelah temanku pulang, aku menari seperti gadis kecil di depan ibuku. "Bu, ibu tidak perlu menghabiskan begitu banyak waktu untuk membersihkan rumah kita!" Tetapi katanya, sambil tersenyum, "Itu adalah adikmu yang pulang awal untuk membersihkan rumah ini. Tidakkah kamu melihat luka pada tangannya? Ia terluka ketika memasang kaca jendela baru itu.."

Aku masuk ke dalam ruangan kecil adikku. Melihat mukanya yang kurus, seratus jarum terasa menusukku. Aku mengoleskan sedikit saleb pada lukanya dan mebalut lukanya. "Apakah itu sakit?" Aku menanyakannya. "Tidak, tidak sakit. Kamu tahu, ketika saya bekerja di lokasi konstruksi, batu-batu berjatuhan pada kakiku setiap waktu. Bahkan itu tidak menghentikanku bekerja dan..." Ditengah kalimat itu ia berhenti. Aku membalikkan tubuhku memunggunginya, dan air mata mengalir deras turun ke wajahku. Tahun itu, adikku 23. Aku berusia 26.

Ketika aku menikah, aku tinggal di kota . Banyak kali suamiku dan aku mengundang orang tuaku untuk datang dan tinggal bersama kami, tetapi mereka tidak pernah mau. Mereka mengatakan, sekali meninggalkan dusun, mereka tidak akan tahu harus mengerjakan apa. Adikku tidak setuju juga, mengatakan, "Kak, jagalah mertuamu aja. Saya akan menjaga ibu dan ayah di sini."

Suamiku menjadi direktur pabriknya. Kami menginginkan adikku mendapatkan pekerjaan sebagai manajer pada departemen pemeliharaan. Tetapi adikku menolak tawaran tersebut. Ia bersikeras memulai bekerja sebagai pekerja reparasi.

Suatu hari, adikku diatas sebuah tangga untuk memperbaiki sebuah kabel, ketika ia mendapat sengatan listrik, dan masuk rumah sakit. Suamiku dan aku pergi menjenguknya. Melihat gips putih pada kakinya, saya menggerutu, "Mengapa kamu menolak menjadi manajer? Manajer tidak akan pernah harus melakukan sesuatu yang berbahaya seperti ini. Lihat kamu sekarang, luka yang begitu serius. Mengapa kamu tidak mau mendengar kami sebelumnya?"

Dengan tampang yang serius pada wajahnya, ia membela keputusannya. "Pikirkan kakak ipar--ia baru saja jadi direktur, dan saya hampir tidak berpendidikan. Jika saya menjadi manajer seperti itu, berita seperti apa yang akan dikirimkan?"

Mata suamiku dipenuhi air mata, dan kemudian keluar kata-kataku yang sepatah-sepatah: "Tapi kamu kurang pendidikan juga karena aku!" "Mengapa membicarakan masa lalu?" Adikku menggenggam tanganku. Tahun itu, ia berusia 26 dan aku 29.

Adikku kemudian berusia 30 ketika ia menikahi seorang gadis petani dari dusun itu. Dalam acara pernikahannya, pembawa acara perayaan itu bertanya kepadanya, "Siapa yang paling kamu hormati dan kasihi?" Tanpa bahkan berpikir ia menjawab, "Kakakku."

Ia melanjutkan dengan menceritakan kembali sebuah kisah yang bahkan tidak dapat kuingat. "Ketika saya pergi sekolah SD, ia berada pada dusun yang berbeda. Setiap hari kakakku dan saya berjalan selama dua jam untuk pergi ke sekolah dan pulang ke rumah. Suatu hari, Saya kehilangan satu dari sarung tanganku. Kakakku memberikan satu dari kepunyaannya. Ia hanya memakai satu saja dan berjalan sejauh itu. Ketika kami tiba di rumah, tangannya begitu gemetaran karena cuaca yang begitu dingin sampai ia tidak dapat memegang sumpitnya. Sejak hari itu, saya bersumpah, selama saya masih hidup, saya akan menjaga kakakku dan baik kepadanya."

Tepuk tangan membanjiri ruangan itu. Semua tamu memalingkan perhatiannya kepadaku. Kata-kata begitu susah kuucapkan keluar bibirku, "Dalam hidupku, orang yang paling aku berterima kasih adalah adikku." Dan dalam kesempatan yang paling berbahagia ini, di depan kerumunan perayaan ini, air mata bercucuran turun dari wajahku seperti sungai. "

Minggu, September 11, 2011

RESMI MAHASISWI

Yuhuuuuuu, setelah berbulan-bulan saya menunggu ini akhirya besok 12 sept'11 saya resmi KULIAH. Setelah pembujukan yang benar-benar sangat susah dan penuh dengan beberapa janji pada kedua orangtua saya, yang sebenarnya tidak mengizinkan saya untuk kuliah di kampus semua seniman itu, akhirnya kedua orangtua saya luluh dan memberikan izin walau dengan beberapa syarat. Sangat bersyukur sama yang diatas ALLAH SWT karena mengabulkan doa saya. Besok adalah kuliah perdana saya, yang tak tau bagaimana keadaan kampus besok, baikkah, seramkah, atau bagaimana ? hmmmm . . . .. .
Setelah perjuangan panjang untuk masuk kampus ini, dari mulai pendaftaran yang mengeluarkan banyak uang untuk jasa pengiriman, ya. . . . jasa pengiriman alias penggunaan jasa TIKI. Sebenarnya saya bingung atau bagaimanalah keadaanya, saya seperti tidak niat untuk kuliah disana, karena dari mulai pendaftaran sampai dengan daftar ulang yang mengurusnya adalah tante saya adik ibu saya (untung saat test bukan tante juga). Mungkin karena beliau baik hati, jadi beliau mau dan ikhlas membantu saya untuk masuk ke kampus ini. Saya juga bingung kenapa pada akhirnya saya berminat lagi untuk masuk ke kampus ini, setelah kemarin saya harus melupakan untuk masuk kesana, tapi karena mungkin dan mungkin inilah jodoh yang diberikan ALLAH kepada saya, maka dari itu saya harus masuk sana. Dengan diam-diam mencari info di website kampusnya, dan bertanya-tanya kepada seseorang yang kuliah disana akhirnya saya mendapatkan info kapan pendaftaran dibuka dan bla bla bla. . . . . . . .
Setelah mendapatkan infonya dan berunding dengan saudara saya yang penah kuliah disana tapi tidak menamatkan diri alias mundur, akhirnya saya memberanikan diri untuk bicara kepada ayah saya. Dengan hati yang was-was seperti orang yang takut di tolak cintanya saya pun menemui beliau yang saat itu sedang duduk-duduk di teras depan rumah dengan memakai sarung dan kaos dalam saja sambil memegang rokok dengan cerutu yang biasa digunakannya saat merokok, dan di siang yang sangat menyengat itu saya pun akhirnya memberanikan diri. Dengan beberapa pendahuluan terlebih dahulu sambil menyari sela-sela untuk masuk ke topik utama dan setelah lumayan lama, akhirnya saya masuk ke topik utama. Saya pun mulai masuk ke proses pembujukkan, awalnya beliau setuju dan langsung menyuruh saya mengambil ponselnya untuk bertanya ke pihak kampus kapan penutupan pendaftaran terakhir yang sebenarnya saya sudah tau sebelumnya . . .hihihi . . . Saat itu hati saya sangat-sangat bahagia, seperti seorang yang diterima cintanya. Tapi setelah beberapa hari berikutnya beliau tiba-tiba tidak mengizinkan karena faktor tempat yang sangat jauh, faktor lingkungan kampus yang dikenal sangat bebas lah, faktor saya anak bungsu yang tak boleh jauh dari orang tua lah (maybe). Dengan hati yang sangat tercabik-cabik saya pun mengurungkan niat saya untuk masuk kampus ini, dan mulai mencari-cari kemanakah saya harus kuliah? sungguh confuse saat itu. Mungkin hidayah dari ALLAH saya akhirnya meyakinkan kembali ayah saya untuk masuk ke kampus ini. Dan akhirnya beliau setuju dan mengizinkan saya untuk mengikuti test masuknya, ibu saya juga setuju meski sedikit meragukan untuk mengizinkan saya karena saya yang tiap hari tidur dengannya dan takut saya disini menderita. Dan akhirnya saya mempersiapkan apa-apa saja syarat yang harus di berikan kepada pihak kampus untuk mendapatkan nomor peserta, dengan melalui jasa tiki saya mengirimkannya kepada tante saya yang tinggal di bogor karena bila saya harus mendaftarkan sendiri saya harus tinggal lama disana sampai test masuk dan karena saya tidak betah tinggal lama dirumah orang walaupun keluarga akhirnya saya menggunakan cara ini. Dengan beberapa kali saya pergi ke tempat jasa pengiriman itu yang mungkin membuat orang yang bekerja disana bosan melihat wajah saya yang selalu datang datang dan datang, akhirnya sampailah saya di penghujung acara *lah ko acara* lanjuuuuut . . . .. Saya yang dari daerah yang bukan anak pejabat, dan pengusaha terkaya yang tak pernah merasakan holiday yang sesungguhnya*laaaah?*, karena saya hanya anak seorang guru yang lebih mulia dibandingkan pengusaha atau pejabat itu, saya pun tak pernah naik pesawat terbang dan apalah itu orang menyebutnya *hah?* Sebelumnya saya dan saudara saya sudah membuat planing untuk pergi berdua ke ibukota karena dia lebih berpengalaman dari pada saya. Setelah menentukan tanggal dan pemesanan tiket PP pun sudah dibeli, saya akhirnya pergi dari daerah saya menuju provinsi karena di tanah kelahiran saya tidak ada bandara atau airport dan sejenisnya. Namun, ditengah-tengah perjalan saudara saya menelpon ayah saya dan memberitahu bahwa dia tidak bisa ikut karena tanggal saya test bersamaan dengan tanggal dia yudisium yang saya sendiri baru tau artinya itu yang kata ayah saya sidang sebelum wisuda. Akhirnya, dengan berat hati ayah saya membiarkan saya pergi sendiri, dan merelakan uang tiket saudara saya itu lenyap. Diantarlah saya sampai ruang tunggu, karena takut saya sendirian disana dan mungkin bakal tersesat *saya sudah 17 tahun pa* akhirnya ayah saya mencari orang yang satu pesawat dengan saya, setelah lama mencari sambil menunggu keberangkatan saya, tiba-tiba ada seorang wanita yang satu pesawat dengan saya, karena si wanita itu ingin masuk keruang tunggu di dalam saya pun harus berpisah dengan ayah saya, dan disanalah saya merasakan kehilangan dan tau bagaimana rasa berpisah jarak dengan orang tua, *ooohhh menyedihkan*. Karena waktu keberangkatan saya masih 15 menit lagi, dan karena saya juga belum memperkenalkan diri kepada wanita itu akhirnya kita berkenalan satu sama lain, sambil berbincang-bincang tentang segalanya.
Dan tibalah saya di hari penentuan, hari dimana otak saya diajak untuk berfikir lagi, dimana saya akan menemukan sebuah pertanyaan lagi yang setelah sekian lama tidak pernah menjawab sebuah pertanyaan. Pertanyaan yang unik " MENGAPA ANDA MEMILIH FAK . . . . . . .  JUR . . . .." saya pun menjawab bla bla bla. Ada dua test, satu tertulis dan satu wawancara, setelah test tertulis kita diberi waktu beberapa menit istirahat sebelum wawancara dan di saat itulah saya berkenalan dengan teman-teman baru saya, yang mempunyai beberapa perbedaan dari mulai agama, suku, adat, dan untung tidak bangsa (hahahahha). Setelah semua selesai saya pun berajak menemui tante saya dan pulang ke bogor. Setelah saya rasa semua urusan saya di kota ini sudah selesai saya akhirnya pulang dan meninggalkan kota ini. Dengan rindu yang sangat mendalam pada keluarga saya terutama dengan ibunda saya, dan dalam waktu 45 menit saya akhirnya kembali ke daerah saya bertemu keluarga dan kedua orangtua saya *ahh sangat melegahkan*
Dengan menunggu selama seminggu akhirnya dengan perasaan yang was was dan menunggu telepon dari tante saya yang tidak menelpon-nelpon yang membuat saya bingung di puasa yang mengeruk kerongkongan saya akhirnya ibu saya memberitahu bahwasanya saya LULUS *horaaaaeeeeey*
Akhirnya saya dinyatakan lulus dan harus melaksanakan nazar saya yang saat ini belum terlaksana *maaf ya allah, janji besok-besok* Dan sekarang saya sudah berada di kosan yang cukup nyaman bagi saya karena baru saya tempati kemarin dan belum merasakan sebenarnya. Harapan saya agar saya bisa kuliah tanpa hambatan apapun, semua berjalan lancar, dan bisa mendapatkan nilai di atas 3. Bisa membahagiakan ayahanda dan ibunda saya, saya sangat berharap itu. Semoga ALLAH mendengarkan ini, bantu saya ya ALLAH.

Note : thank's for everything mom and dad, thank's for izin kalian, wait me five years again. Tunggu pembuktian saya ma pa, dan restui saya menjalankan study disini. Help me god

Senin, November 15, 2010

REMEMBERING

Now, I'm remembering you boy. My beloved someone yang jauh disana yang entah bisa ketemu ato ngga sekalipun. My beloved someone yang mungkin hanya mimpi bagiku. My beloved someone yang ngga pernah tau gimana perasaanku sama dia. My beloved someone yang selalu membuatku ingin bertemu dan yang selalu memberikan ku semangat untuk menuju kesuksesan. I'm crazy. Oh no, why I can't forget about you, dear? Padahal banyak hal yang harus aku pikirkan, namun disela-sela pemikiranku kau selalu hadir. Apa boleh I think you, dear? Why my heart was always sure that you are my soul mate later? Apa benar kata hati ku ini? Huh, capek, sesek dan sakit. Bila kenyataan harus berbalik dengan impianku. Aku ingin sekali kelak bisa menjadi your wife dan menghabiskan waktu denganmu, dear. Ingin sekali. Ohhhh, semoga itu akan terjadi. Dan semoga nanti kita dipertemukan oleh TAKDIR, seperti kita ditakdirkan untuk saling kenal dan mengetahui. AMIN

Kamis, November 11, 2010

SELAMAT ULANG TAHUN PAPA

Sebenernya lupa si hari ini ulang tahun papa ke-56, tapi tadi pas lagi istirahat terus liat kalender sekolah jadi keinget kalo hari ini ulang tahun papa. I'm so sorry dad, i'm forget your spesial day. Tapi tadi udah ngasih selamet ke papa meski cuma lewat message udah plong banget rasanya ni dada. Sekali lagi buat my beloved father 'HAPPY BORNDAY' semoga dikasih kesehatan yang baik, rejeki yang numpuk, dan selalu beristiqomah kepada-Nya. I love you so much pap, I will offer the best for you pap, tetaplah jadi papa yang bisa melindungi kami, dan kami akan membahagiakan papa dan mama. I love you so much dad and mom :)

Minggu, Oktober 31, 2010

I HAVE THEM

Ketika pagi menjemputku, aku bergegas untuk kembali beraktivitas seperti hari-hari yang lain. Sesuatu untuk masa depan yang kucita-citakan. Aku adalah aku, seorang anak perempuan yang tak begitu bodoh. Aku menyukai kehidupanku sendiri, aku cuek, aku lucu, aku periang (kata mereka yang ada disekelilingku). Aku mempunyai ALLAH yang masih memberikanku kenikamatan untuk hidup. Aku mempunyai kedua orang tua yang sampai saat ini masih membimbingku kejalan yang benar. Aku mempunyai tiga saudara yang selalu membantuku dan melindungiku. Aku mempunyai keluarga yang perfect. Aku mempunyai grandma. Aku mempunyai elmo, bedul, dan many other fets. Aku mempunyai teman. Aku mempunyai someone yang selalu membuatku semangat untuk menuju kesuksesan. He is the encouragement of my life, meski ia tak tau bahwa ia sangat berarti didalam hidupku. Dan sejak mengenal ia aku selalu bersemangat untuk mencapai cita-citaku yang tinggi. 

Cita-cita !
Well, kebanyakan orang pasti mempunyai sebuah cita-cita, so also with me. Aku mempunyai cita-cita yang sangat kuimpikan. Aku bermimpi untuk menggapai cita-cita itu. And i should be able to. Yap, harus bisa. Demi mama dan papa, sodaraku, keluargaku, temanku, my fets, dan beloved someone yang jauh disana. 

Apa mungkin ?
Memimpikan untuk menjadi his wife. Selalu mengahayal untuk bisa bertemu dengannya yang jauh disana. I'm here and he's there. Separated by islands and different customs. Kita mempunyai banyak perbedaan. He's smart and I am an ordinary woman. He's perfect and me not. He's handsome and me not pretty. But, i like it because it could be my motivation to get it, And I always pray to god to become his wife. We will become a happy family, have a three children, and live happily ever after. Amin

iloveyousomuch frp:* 

Rabu, Oktober 20, 2010

TERIMAKASIH

Hari ini tepat seminggu umurku yang ke 17 tahun, ya sekarang lebih tepatnya lagi aku sudah memasuki umur 17 tahun keatas. Hujan sore ini membuatku berfikir sejenak untuk mengingat semua kejadian ketika aku masih berumur 17 tahun kebawah. Semua kesalahan, semua kebaikan dan semua dosa bahkan amal yang telah kuperbuat. Banyak sekali pelajaran hidup bagiku sampai saat ini. Mulai dari menilai seseorang, memilih teman, berbicara, berprilaku, ect. Dan banyak sekali kenangan yang harus kulupakan bahkan kuingat. Kenangan masa kecil, kenangan bersama teman SD, kenangan ketika aku lomba, kenangan nari, dan lain sebagainya. Bagi kebanyakkan orang terutama perempuan umur ke 17 atau biasa disebut sweet seventeen adalah hal yang dinanti-nanti. Yah, benar. Aku juga menantikan hal ini, namun aku hanya ingin berdoa kepada-Nya agar memberikan yang terbaik untukku.

Sekilas kejadian saat umurku 17 tahun.
Pagi yang cerah saat menyambut hari spesialku, tapi satu hal yang tak mendukung, kata selamat yang kunanti-nanti dari orang-orang yang kusayang tak kunjung keluar. Dan pagi itu dirumahku hanya sebuah pagi yang biasa, dengan kegitan yang seperti hari-hari kemarin bahkan tak menunjukkan bahwa itu adalah hari spesial bagiku layaknya anak perempuan yang lain. Mungkin mendapatkan ciuman dari papa dan mama, mendapatkan kata selamat ' ULANG TAHUN' dan pelukan hangat, dan itu tidak terjadi padaku. Keluargaku memang tak pernah mementingkan hari-hari spesial dan lain sebagainya, bagi keluargaku itu hanya membuang-buang waktu dan uang untuk kesenangan sesaat. Mereka beranggapan dikasih hidup sampai saat ini saja sudah sangat sangat bersyukur kepada-Nya. Dan aku juga sudah terbiasa dengan hal ini. Tapi batinku masih mengaharapkan itu. Oke, kita tinggalkan kejadian yang dirumah. Selepas menginjakkan kaki disekolah, aku langsung menebar senyum kebahagiaan, yah emang aku harus begitu, aku tak mau teman-temanku berprasangka yang tidak-tidak jika aku memasang wajah yang kusut. Begitu sampai didepan kelas, teman-teman ku yang berada didepan kelas langsung memberikan selamat kepadaku, bahkan yang tak tau pun ikut memberikanku selamat. Senang rasanya mereka mengingat hari ulang tahunku, meski melihat dari beberapa jaringan sosial, atau dari mana, tapi bagiku itu sudah cukup untuk membuang rasa sedihku saat dirumah. Pelajaran pertama adalah MATEMATIKA, dan disana juga aku mendapatkan sebuah kado dari teman-temanku. Mereka bilang "maaf ya moi, kami ngga bisa ngasih apa-apa, kami ngga ada waktu" dan aku tersenyum mendengar itu semua, bagiku kado atau hanya ucapanpun tak masalah dan itu lebih dari cukup. Namun, mungkin karena tak hati-hati satu persatu dari hal yang disembunyikan mereka akhirnya ku ketahui, mulai dari ikat pinggang si vylga, coklat yang nempel pada kado, ponsel wenny yang ngga boleh kubuka, dan itu membuatku menjadi tau sebuah kejutan dari mereka. hhahahahahaha. Lanjut, ketika pelajaran biologi, aku yang penasaran meminta  izin kepada mereka untuk membuka kado pemberian dari mereka, meski agak sulit dan tak mengizinkan akhirnya mereka luluh. Kubuka kado itu dengan hati-hati, dan keluarlah sebuah kardus dengan tulisan MUSIC. "woooow apa mungkin kotak music yang kudambakan" batinku bicara. Ternyata bukan kotak tapi frame, dan itu masih bisa membuatku tersenyum, meski ngga kotak yang penting itu bisa mengeluarkan suara yang merdu. Akhirnya pelajaran biologi pun terlewatkan, dan saatnya memasuki pelajaran kimia, sebelum itu kami diberikan waktu 1 jam untuk istirahat. Saat istirahat aku hanya bisa diam, aku memikirkan sesuatu hal yang bagiku saat menyedihkan. Ya, mungkin bisa disebut begitu MENYEDIHKAN. Hari spesialku tanpa kue ulangtahun dan tanpa ucapan spesial dari orang-orang yang kusayang. huaaaaaaa. Rasanya aku ingin menangis saat itu, dan ketika ponselku berdering tanda telepon masuk aku langsung mengangkatnya. Ternyata itu  daripapaku. Memang sebelumnya aku mengirimkan message ke papaku, isinya bla bla bla . . . . . . . . . . " iya pa " jawabku pada papa. ". . . . . . . . . . . . . . ( rahasia) " jawab papa, " selamat ya dek, selamat ulang tahun" sahut papa lagi. Dan aku hanya bisa menjawab iya. Air mata yang kutahan dari tadi akhirnya bercucuran dipipiku. Selama 17 tahun, entah lupa atau memang benar, aku tak pernah mendengar kata selamat ulang tahun dari papaku. Dan begitu papa mengucapkan kata selamat kepadaku aku sangat bahagia, mungkin puncak kebahagiaanku sampai saat itu. Satu hal lagi, membuat hatiku lega dan tersenyum.Dan bel berakhirnya palajaran pun berbunyi, dengan perasaan yang lega akhirnya aku pergi dengan teman-temanku untuk merayakannya. Dan untuk sekali lagi aku mendapatkan kebahagiaan, kue ulang tahun. Ya benar, selama 16 tahun tak ada kue ulang tahun saat merayakan ulang tahunku. Dan seketika juga aku tersenyum bahagia. Ohh, beloved friend, thank you very much. I will remember memories it. And I hope you will continue to remember my birthday. I LOVE YOU ALL.

Ucapan terimakasihku buat kalian

  1. Accepted the love of god to give me health and blessings until this moment
  2. Thank to my parents, a thousand thanks because you can keep me up to now
  3. My beloved sister and brother, thank you can be a good my bro and sis to me
  4. My beloved Friend, thank you for your attention to me, thank you for the surprise, gift, and  beutiful memories with me 
  5. Thanks to someone who would become my future husband
  6. and, all who pray for me

13 oct 1993

    Kamis, Agustus 26, 2010

    BROKEN

    Well, mulai sekarang dan seterusnya saya bakal melupakan anda. Anda yang pernah saya cintai dan saya sukai sekarang saya harus bisa dan bisa. Karena anda sudah mempunyai seseorang yang anda sayangi, ini mungkin sulit tapi saya harus bisa. Sekarang saya tak tau harus sedih atau senang melihat semua ini. Yang jelas untuk sekarang anda berhasil membuat saya menangis, anda hebat, saya ucapkan selamat kepada anda. Semoga anda bisa menjadi pasangan yang kekal abadi.

    Jangan pernah menoleh kearahku lagi, jangan pernah tersenyum kearahku walaupun itu untuk yang terakhir kalinya. Jangan pernah mengeluarkan sepatahpun kata kepadaku, jangan pernah memikirkan tentang diriku, karena aku tak pantas dihatimu. Aku tak benci denganmu, aku tak pernah benci. Bahkan aku akan rela melakukan apapun agar kau yang membenci diriku.

    Kamis, April 08, 2010

    SAHABAT ?

    SAHABAT ? Apakah itu ?
    Apa diantara kalian ada yang tau apakah itu ?
    Ada yang bilang sahabat itu seseorang yang selalu ada buat kita, seseorang yang selalu bersama kita, seseorang yang selalu baik pada kita! Apa seperti itu?


    TIDAK !
    Bagi saya sahabat itu selalu menerima keadaan kita apa adanya, tidak MUNAFIK, tidak pernah membohongi kita bahkan memanfaatkan kita, dan bagi saya juga sahabat tidak selalu ada untuk kita, toh mereka juga punya kehidupan jadi mereka tidak akan selamanya bersama kita.
    Mungkin tidak ada sahabat yang seperti itu, namun apa salahnya jika kita berusaha untuk menjadi seperti itu! Beberapa dari mereka selalu ingin membuat sahabatnya sedihdan susah. Mungkin ketika melihat sahabatnya seperti itu mereka akan gembira dan seperti mendapatkan sebuah kemenangan. MUNAFIK sekali orang seperti itu, mereka tak pernah berfikir bagaimana jadinya persahabatan itu jika selalu munafik. Mereka tak pernah berfikir atau emang mereka tidak punya otak untuk berfikir. *huuh*  Lebih baik saya tidak mempunyai sahabat dari pada saya harus menemukan sahabat seperti itu!

    Dan saya pun tak tau apakah orang-orang yang berada disekeliling saya itu pantas atau layak disebut sahabat? Karena saya takut suatu saat nanti kami mengalami sebuah perubahan? Perubahan yang membuat kami berpisah untuk selamanya? Perubahan yang membawa malapetaka dikehidupan kami. Tapi saya selalu berharap mereka akan menjadi sahabat saya, begitupun kalian terhadap saya, walau kita tak pernah sama!
    Untuk saat ini saya masih mengganggap kalian itu TEMAN! Teman yang baik dan hanya teman. Mungkin nanti sekitar 5 tahun atau 10 tahun kedepan saya akan bisa menjawabnya, dan saya akan menemukan jawabannya! Saya akan tau kalian itu SAHABAT atau hanya seorang teman bagi saya. Dan saat ini juga saya tak mau mengambil sebuah keputusan untuk menjadikan kalian seorang sahabat, saya tidak mau jika nanti diantara kita ada perubahan entah itu saya sendiri atau kalian! Saya tidak mau jika nanti hal itu terjadi kita saling menyakiti, saling membenci, saling membicarakan hal-hal yang jelek tentang kita. Saya tidak akan mau, karena bagi saya untuk mengenal kalian saja saya sudah bersyukur apalagi untuk menjadikan kalian seorang sahabat!
    Seperti kata kebanyakan orang "sahabat itu sulit sekali dicari tapi musuh sangatlah mudah" dan saya membenarkan itu! Kalian juga akan saya anggap seperti keluarga sendiri begitupun kalian terhadap saya! Dan satu lagi tolong hargai orang lain jika kalian ingin dihargai, sayangi lah mereka yang berada didekatmu sekarang, kita tidak akan tau apakah mereka akan terus bersama kita :)



    TERIMA KASIH TEMAN, untuk saat ini saya nyaman bersama kalian! Dan karena kalian saya selalu mendapatkan pengalaman yang menyenangkan dan karena kalian juga saya bisa menghargai seseorang! Hanya kata TERIMA KASIH yang bisa kukatakan :)